Kamis, 27 November 2014

PERTAMINA VS CHEVRON PERBANDINGAN GUNA TEKNOLOGI



PERBANDINGAN PRODUKSI BERSIH
PT. CHEVRON DAN PT. PERTAMINA

PERBANDINGAN PRODUKSI BERSIH PT CHEVRON DAN PERTAMINA
      Produksi bersih merupakan sesuatu hal yang diterapkan oleh sebuah perusahaan. Di tiap perusahaan pasti memiliki hal-hal yang berbeda dalam pelaksanaan produksi  bersihnya. Sehingga pada penulisan analisi ini, saya  membandingkan produksi bersih yang dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu PT. Chevron dan PT. Pertamina. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah melakukan produksi  bersih dan tingkat efisiensi dalam pelaksanaannya.

Tujuan Penulisan
Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a.       Mengetahui visi misi yang dimiliki oleh PT. Chevron dan PT. Pertamina  
b.      Mengetahui bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi di masing-masing perusahaan, baik PT. Chevron maupun PT. Pertamina
c.       Mengetahui penerapan dan pelaksanaan 3R di PT. Chevron dan PT. Pertamina Mengetahui pelaksanaan produksi bersih yang dilakukan oleh PT. Chevron dan PT. Pertamina

PEMBAHASAN PT.CHEVRON   

PEMBAHASAN PT.CHEVRON
            Chevron adalah mitra dalam perekonomian Indonesia dan telah menjadi bagian dari anggota masyarakat selama lebih dari 80 tahun. Kami adalah produsen minyak mentah terbesar di Indonesia, yang menyumbangkan sekitar 40 persen produksi nasional.Saat ini, kami didukung oleh lebih dari 6.400 karyawan handal dan lebih dari 30.000 karyawan mitra. Lebih dari 97 persen karyawan kami adalah warga negara Indonesia.
            Langkah besar pertama Chevron di bidang eksplorasi dan produksi energi Indonesia dimulai pada tahun 1924, ketika Standard Oil Company of California (Socal), kini Chevron, mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.Sejak itu, selama lebih dari setengah abad, Chevron telah menjadi produsen minyak mentah dan panas bumi terbesar di Indonesia.
            Chevron juga memasarkan produk pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan PT Chevron Oil Products Indonesia. PT Chevron Oil Products Indonesia memasarkan pelumas ke seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk ini melayani pasar komersial, industri, konsumen umum dan kelautan. Melalui unit bisnis perdagangan kami di Singapura, Chevron juga memasarkan minyak mentah, bahan bakar mentah lain dan minyak bumi olahan kepada Pertamina, perusahaan minyak dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia. Kami juga memasarkan produk-produk kepada pengimpor dan distributor terdaftar. Chevron memasarkan aspal melalui merek dagang Caltex Asphalt.
            Chevron bangga dengan apa yang telah kami lakukan dan menjunjung tinggi kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan Pemerintah Indonesia, lembaga non pemerintah dan masyarakat sekitar, yang menjadi landasan dari kemajuan bersama demi memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Chevron adalah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, dengan total rata-rata produksi sebesar 442.000 barel fluida per hari pada tahun 2011. Total rata-rata produksi harian gas alam adalah 636 juta kaki kubik.
Bermitra dengan Pemerintah Indonesia, kami beroperasi melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS).Melalui anak perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia, kami mengoperasikan KKS Rokan dan Siak di Riau, Sumatera, Kami juga mengoperasikan empat KKS lepas pantai di Kutei Basin, termasuk kepemilikan 92,5 persen di KKS East Kalimantan. Pada September 2011, Chevron mengurangi kepemilikan pada tiga KKS Makassar Strait menjadi 72 persen, 62 persen di Rapak dan 62 persen di Ganal.
Di Papua Barat, Chevron memiliki 51 persen kepemilikan dan mengoperasikan KKS West Papua I dan West Papua III. Kedua KKS ini mencakup wilayah sekitar 2 juta are (8.000 kilometer persegi). Chevron memiliki 25 persen kepemilikan non operasi di wilayah lepas pantai, Blok B South Natuna Sea, sebelah timur laut Blok Rokan.Operasi energi panas bumi kami di Indonesia menjadikan Chevron sebagai produsen energi panas bumi terbesar di dunia. Kami mengelola dua lapangan panas bumi di Jawa Barat dan sebuah pembangkit listrik cogeneration dan wilayah prospek geothermal di Sumatera.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi dan mengarah kepada kompetitor global, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) memiliki dan menerapkan teknologi informasi untuk proses pengadaan barang dan jasa (e-procurement) untuk memenuhi kebutuhan operasinya. CPI adalah perusahaan minyak dan gas Indonesia yang pertama kali menerapkan modul buyer, disamping modul sourcing, contract dan modul analisis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkat kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi ke publik. Saat ini ada beberapa perusahaan minyak dan gas Indonesia yang telah menerapkan teknologi informasi dengan memanfaatkan kemajuan di bidang IT untuk proses pengadaan barang dan jasa dengan aplikasi berbasis web.
Kajian penerapan teknologi informasi di PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapannya bermanfaat bagi publik. Untuk menilai kinerja sistem, perlu ditentukan stakeholder terkait, kriteria penilaian dan indikator yang dinilai. Penerapan teknologi antara lain harus memenuhi kriteria tepat guna (user friendly), hemat biaya (cost saving), hemat waktu (reduce cycle time), serta memiliki infrastruktur yang memadai. Sedangkan sebagai Perusahaan Kontraktor Kerjasama bagi hasil (KKKS) harus memenuhi rasa keadilan dan transparansi, serta sesuai hukum atau perundangan yang berlaku. Pembahasan dan analisa dilakukan secara statistik deskriptif terhadap kuesioner yang didistribusikan secara purposif sampling. Analisis kualitatif juga dilakukan terhadap jawaban terbuka kuesioner dan hasil wawancara terhadap pimpinan tertinggi Supply Chain Management (SCM) Chevron di Indonesia dan staf BPMIGAS.
Penerapan teknologi informasi untuk pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan proses pengadaan menjadi lebih efesien, efektif, transparan dan dan akuntable. Ketiadaan kebijakan pemerintah dalam penerapan teknologi informasi, ketidakefisienan pengambil keputusan, inkonsistensi aparat pemerintahaan adalah bagian dari kegagalan pemerintah. Penyelesaian masalah dilakukan dengan berbagai alternatif kebijakan diantaranya memanfaaatkan gagasan standarisasi secara horisontal melalui sharing contract sesama Kontraktor KKS.

PT. CHEVRON  PACIFIC  INDONESIA memiliki visi dan misi yaitu :
Visi  : ”Menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan kinerjanya”.Visi inilah yang menjadi gerak langkah PT CPI untuk berkiprah dalam pembangunan nasional di Indonesia”
 Misi PT. Chevron Pacific Indonesia
“Sebagai mitra usaha pertamina, PT CPI secara efektif akan mencari  dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas bumi untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan kepentingan pemegang saham”.  
·         Bahan Baku PT. Chevron Pacific Indonesia
Bahan baku utama yang digunakan di PT.  Chevron Pacific Indonesia merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, fuida (campuran minyak, air, pasir, dan gas).
·         Penerapan 5R Di PT. Chevron Pacific Indonesia
Dalam penerapan 5R tersebut berhubungan dengan prinsip pokok  produksi bersih yaitu 5R (Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle)



Ø  Rethink  

            Merupakan konsep pemikiran awal yang harus dimiliki saat akan memulai operasi/kegiatan. Upaya produksi bersih tidak akan  berhasil tanpa adanay perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingakh laku dari seluruh karyawan. Misalnya dari peneraapan segregasi limbah dan housekeeping di PT Chevron Pacific Indonesia yang tidak akan berhasil dengan baik jika para karyawan belum memahami  pentingnya program tersebut. Oleh karena itu, PT Chevron sering melakukan penyuluhan/pelatihan untuk meningkatkan kesadaran karyawan atas pentingnya program ini.

·         Reuse
            Merupakan penggunaan kembali limbah tanpa adanya  pengolahan lebih dulu. PT Chevron sendiri tidak menerapkan konsep Reuse dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan limbah yang dihasilkan oleh PT Chevron harus diolah lebih dulu sebelum bisa dimanfaatkan. 

·         Reduction
            Merupakan upaya mengurangi limbah yang terbentuk dari suatu kegiatan. Salah satu bentuk penerapan konsep Reduction di PT Chevron Pacific Indonesia adalah dengan melakukan pencegahan korosi pada pipa pengangkut minyak mentah untuk memperkecil resiko terjadinya tumpahan minyak yang bisa mencemari lingkungan sehingga memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan. Penerapan lainnya adalah dengan mengganti bahan bakar boiler dari minyak mentah menjadi gas alam agar emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. 

·         Recovery
            Merupakan suatu cara untuk memisahkan/mengolah suatu limbah untuk dikembalikan ke proses produksi. Dalam program  produksi bersihnya, PT Chevron telah menerapkan konsep ini yaitu dengan mengolah air terproduksi lalu mengubahnya menjadi steam dan diinjeksikan ke dalam sumur produksi untuk meningkatkan  produksi minyak (Teknologi Enhanced Oil Recovery)

·         Recycle
            Prinsip ini dilakukan dengan mengolah limbah yang dihasilkan terlebih dulu secara fisika, kimia/biologi sebelum bisa digunakan. Contoh dari recycle yang telah dijalankan oleh PT Chevron adalah dengan mengolah limbah lumpur bor yang dihasilkan menjadi paving block yang akan digunakan untuk keperluan internal Chevron.


Pelaksanaan 5R Pelaksanaan 5R di PT Chevron Pacific indonesia meliputi ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Pelaksanaan 5R dilakukan di seluruh bagian tempat kerja agar tercipta suatu keteraturan dalam  bekerja.

·         Pemanfaatan Limbah di PT Chevron Pacific Indonesia
1.      Recycle dan Recovery Air Terproduksi (Produced Water)
            Air terproduksi adalah air yang ikut terambil bersama minyak dan gas pada saat proses eksplorasi pada sumur produksi. Air terproduksi ini kemudian diinjeksikan ke formasi batuan di perut  bumi. Sebelum diinjeksikan, air terproduksi diolah terlebih dahulu. Pengolahan air ini hanya berupa pemisahan antara minyak, gas dan air yang dilakukan di Water Treatment Plant. Dalam proses  pemisahan inilah terjadi recycle air terproduksi. Pengolahan air terproduksi ini dilakukan agar air yang diinjeksikan tidak menimbulkan penyumbatan pada pore sumur injeksi. Penginjeksian air melalui sumur injeksi ini bertujuan untuk mendorong minyak yang terdapat di perut bumi menuju sumur  produksi. Teknologi ini disebut Enhanced Oil Recovery (EOR) yang merupakan cara untuk mengambil minyak bumi dengan steam/water flooding. Air terproduksi ini kemudian diinjeksikan ke formasi batuan di perut bumi dalam bentuk uap.
2.      Pemanfaatan Limbah Lumpur Bor menjadi Batako
            Limbah lumpur bor dari kegiatan drilling akan dibawa ke tempat pengolahan lumpur (CMTF). Hasil yang diperoleh dari  proses CMTF berupa air buangan yang dihasilkan dari Reverse Osmosis serta padatan atau sludge cake yang dihasilkan dari belt  press. Air buangan yang telah melalui proses Reverse Osmosis dan telah memenuhi baku mutu air limbah akan dibuang ke lingkungan (kanal). Sementara itu, sludge yang dihasilkan akan diolah (disolidifikasi) menjadi paving block Tahap selanjutnya adalah melakukan solidifikasi sludge cake menjadi paving block. Solidifikasi dilakukan dengan mencampurkan antara semen, pasir, dan sludge dengan perbandingan.
            Batako hasil solidifikasi sludge cake ini digunakan oleh internal PT Chevron Pacific Indonesia untuk keperluan internal PT CPI seperti taman perkantoran dan sebagainya
.
  
·         Modifikasi Teknologi Pengolahan Limbah Pasir Berminyak dengan Oily Sand Injection Oily sand injection
             Adalah cara penanganan limbah pasir  berminyak yang dlakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia dengan cara menginjeksikan limbah pasir berminyak kedalam formasi tanah. Oily sand yang diinjeksikan berbentuk slurry (lumpur) dengan perbandingan air limbah dan oily sand sebesar 75% dan 25% dengan kandungan slurry yang akan diinjeksikan harus memiliki oil content dibawah 5%.
·         Efisiensi Penggunaan Sumber Daya/Energi dgn Substitusi Bahan Bakar Boiler Salah satu equipment yang ada di Steam Station adalah boiler. Sebagai salah satu bentuk penerapan produksi bersih, PT Chevron Pacific Indonesia mengganti bahan bakar boiler dari crude oil menjadi gas. Bahan bakar natural gas yang digunakan berasal dari desa Grisik di Sumatra Selatan. Dengan mengganti bahan bakar ini, emisi yang dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan dan meningkatkan efisiensi.
·         Pencegahan korosi agar tidak terjadi Oil Spills (Tumpahan Minyak) Pengamatan korosi harus dilakukan untuk mengetahui laju korosi pada peralatan peralatan dalam produksi minyak. Cara yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia adalah dengan menggunakan Corrosion coupon. Corrosion coupon adalah lempengan logam kecil yang akan diletakkan dalam aliran pipa produksi dan dibiarkan sampai beberapa waktu-antara 1- 2 bulan- untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Laju korosi dinyatakan dalam satuan MPY (Mil per Year) dengan klasifikasi sebagai berikut :
  1. Low : kurang dari 1 MPY
  2. Moderate : antara 1-4,9 MPY
  3.  Severe : antara 5-10 MPY
  4. Very Severe : lebih dari 10 MPY Laju korosi yang bisa ditolerir oleh PT Chevron Pacific Indonesia adalah 5 MPY. 
 
PT. PERTAMINA UP IV Cilacap 

PEMBAHASAN  Profil Perusahaan
            Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan.Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.  Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
                Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan.
                Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB). Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.

VISI DAN MISI PERTAMINA YAITU :
Visi Pertamina UP IV: “Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan kompetitif di Asia pada tahun 2015”

Misi Pertamina UP IV:
“Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM untuk  memenuhi kebutuhan pasar ”, dengan tujuan memuaskan konsuman, meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan meningkatkan kinerja kilang yang berwawasan lingkungan dan berstandar internasional yang dikelola secara professional. 

Motto Budaya Kerja Pertamina UP IV:
“Bekerja dalam kebersamaan untuk keunggulan bersama”
v  Bahan Baku Utama PT. Pertamina
            Bahan baku utama yang digunakan di PT. Pertamina UP IV Cilacap merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, minyak mentah bumi.
v  Penerapan 3R dalam PT. Pertamina
Ø  Recycle
Recycle adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai melalui perlakuan fisika/kimia/biologi. Recycle yang diterapkan FOC II Pertamina UP IV Cilacap, antara lain:
1.      Regenerasi Katalis.
2.      Minyak dari CPI
3.      Recycle gas kompresor 
Ø  Reuse
            Reuse adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali pada proses yang berbeda. Reuse yang diterapkan di PT.
Ø  Recovery
            Recovery adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energy dari suatu limbah untuk kemudian diproses lagi untuk mendapatkan  produk samping yang bermanfaat dengan atau tenpa perlakuan fisika/kimia/biologi.

·         Penerapan Produksi Bersih dalam PT. Pertamina
            Penerapan Produksi Bersih dalam PT. Pertamina dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1.      Modifikasi Proses
            Modifikasi proses merupakan perubahan pada proses atau metode kerja dengan cara mengubah peralatan, tata letak danperpipaan untuk memperbaiki aliran proses, mengurangi jumlah limbah dan meningkatkan efisiensi. Modifikasi proses yang diterapkan FOC II Pertamina UP IV Cilacap, antara lain: -
1.      Memasang line make up jacket water thermosiphon 018K-101 A/B.
            Jacket water thermosiphon berfungsi untuk mendinginkan dinding ruang kompresi dengan media pendingin jacket water. Sewaktu-waktu jacket water berkurang levelnya karena penguapan, hal ini dapat terlihat di level glass dan segera ditambah.
2.      Modifikasi instrument air supply sebagai gas spon dan kalibrasi pada analyzer dapur 014 Fx.
            Modifikasi ini dilakukan untuk efisiensi pemakaian tabung gas oksigen analyzer 014 Fx.
3.      Modifikasi line drain gas Hydrogen dari casing Kompressor 014K-101 ke flare.
            Sebelum dimodifikasi gas hydrogen dibuang ke sewer namun setelah dimodifikasi gas hydrogen salurkan ke flare (sistem tertutup). Karena apabila gas hydrogen masih dibuang keewer nantinya akan rawan menimbulkan ancaman ledakan dan kebakaran karena sistemnya terbuka.
4.      Memasang line modifikasi suction dan discharge 011P-106 dengan 011P-109 A/B.
            Memberikan keuntungan bagi waktu kerja  pompa karena ada pompa yang dapat bekerja bergantian dengan  pompa lainnya (dengan cara hanya memasang saluran). Sehingga tidak memaksakan kinerja suatu pompa secara terus menerus.

2Pengolahan Limbah
1.    Pengolahan air buangan di CPI
        Corrugated Plate Interceptor ) Corrugated Plate Interceptor . (CPI) adalah unit pengolahan limbah cair yang digunakan untuk mengurangi dan memisahkan minyak yang terbawa oleh air buangan. Aliran air dari inlet ke outlet CPI adalah aliran laminar agar pemisahan secara gravitasi dapat berjalan dengan efekif untuk memisahkan air, minyak, dan padatan tersuspensi.  
2.      Pengolahan air buangan di holding basin
 Holding Basin (HB) adalah unit pengolahan limbah cair yang digunakan untuk mengendapkan partikel partikel padat, serta mengurangi kadar minyak dalam air buangan dn juga memperbaiki kualitas air buangan, terutama kandungan oksigennya. Sehingga diharapkan air sudah aman untuk dilepeskan ke lingkungan. Holding basin ini juga bisa menghasilkan lumpru, dan debit lumpur berkisar 4000 m3/ tahun. Lumpur holding ini bisa di tampung didalam sludge pond tersendiri sebelum diolah lebih lanjut.  
3.              Pengolahan air buangan di Sour Water Stripper Unit / SWS
            Sour Water Stripper (SWS) adalah unit pengolahan limbah cair yang digunakan untuk memisahkan gas – gas berbau dari aliran air proses  bekas ( sour water ) sebelum dilakukan pembuangan ke Holding  Basin. Pemisahan gas H2S dan NH3 dilakukan dalam fase gas ( steam) dengan bantuan larutan kaustik. Air yang dipisahkan sebagian dialirkan menuju desalter surge drum sebelum dibakar ke flare.  
4.      Pengolahan gas buangan dengan flare
            Sesuai dengan standar dari American Petroluem Institute (API), maka flare yang ideal adalah suatu peralatan pembakar yang membakar gas–gas sisa secara sempurna dan tidak menimbulkan asap hitam (smokeless). Oleh karena itu, dalam sistem pembakaran flare Pertamina UP IV Cilacap dilengkappi denga sistem injeksi gas inert (uap air / steam) pada zona pembakaran untuk menghasilkan turbulensi dan penambahan udara. Dengan menerapkan usaha produksi bersih dengan baik, Fuel Oil Complex II (FOC II) saat ini telah berhasil memperoleh piagam “Gold” dari PT. Pertamina UP IV Cilacap sebagai penghargaan bagi unit proses yang  berhasil menerapkan usaha minimasi limbah untuk mewujudkan Produksi Bersih, selain itu Kementrian Lingkungan Hidup dalam hasil audit PROPER (Progres Perusahaan Peduli Lingkungan), Kilang Oil II PT. Pertamina UP Cilacap berhasil meraih predikat hijau yang artinya bebas dari pencemaran.

SISTEM TEKNOLOGI PT. PERTAMINA
            Pada Pertamina Teknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, mediavisual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan. System informasi (TI) juga harus dapat memperbaiki proses bisnis pertamina untuk menuju proses bisnis yang lebih kompetitif. Terutama pada Sistem Informasi Manajemen yang harus dibahas. Peran TI tak diragukan, dari mulai bagaimana menunjang pekerjaan engineer dihulu sampai bagaimana menunjang supply chain management dikilang atau SPBU-SPBU, juga pengadaan barang dan jasa (procurement) mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi.Menyikapi era globalisasi, pelaksanaan barang/jasa dapat menggunalan sarana elektronik, baik internet, electronic data interchange, maupun e-mail. 

Sistem informasi dalam pemasaran :
Pemasaran merupakan sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi,segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusiamerupakan bagian dari konsep pemasaran.Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat initersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), AgenMinyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS),serta Premium Solar PackedDealer(PSPD).
Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk difungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas, dan kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan pelayanan.Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian BahanBakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBUyang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf internasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar